Angkatanini disebut juga Angkatan 20-an. Biografi Sastrawan Angkatan Pujangga Baru Angkatan Balai Pustaka. Amir Hamzah (1911-1946) Lihat Biografi » Angkatan Balai Pustaka. Armijn Pane (1908-1970) Lihat Biografi » Angkatan Balai Pustaka. Asrul Sani (1926-2003) Lihat Biografi » Angkatan Balai Pustaka. Hans Bague Jassin (1917-2000)
Angkatan 45 adalah salah satu periode penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Muncul pasca-kemerdekaan, Angkatan 45 merupakan gerakan sastra yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan semangat perjuangan dan kebangkitan nasionalisme. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi latar belakang, karakteristik, dan kontribusi Puisi Angkatan 45 terhadap kesusastraan Belakang Angkatan 45Puisi Angkatan 45 bermula setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Saat itu, bangsa Indonesia sedang membangun identitas nasional dan semangat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan yang telah mereka perjuangkan selama bertahun-tahun. Puisi menjadi media yang digunakan para sastrawan untuk menyuarakan semangat perjuangan, keadilan sosial, dan aspirasi Puisi Angkatan 45Realisme dan Kritik SosialPuisi Angkatan 45 ditandai oleh realisme yang kuat dalam penyampaiannya. Penyair-penyair Angkatan 45 menggambarkan keadaan sosial dan politik yang mereka alami dengan jujur dan menyoroti ketidakadilan, kesengsaraan, dan penindasan yang masih ada dalam masyarakat, serta menyerukan perubahan sosial yang lebih yang Sederhana dan BeraniPuisi Angkatan 45 menggunakan bahasa yang sederhana namun berani. Penyair-penyairnya menghindari keindahan berlebihan dan penggunaan bahasa yang kaku, tetapi tetap mengekspresikan pesan mereka dengan tegas dan tidak takut mengkritik kekuasaan yang ada dan menyuarakan pendapat mereka dengan Puisi dan ProsaPuisi Angkatan 45 juga menggabungkan unsur-unsur prosa dalam karya-karyanya. Hal ini memberikan kebebasan ekspresi yang lebih luas bagi penyair untuk menggambarkan peristiwa sehari-hari dan kehidupan sekitar antara puisi dan prosa menciptakan keunikan dalam penggalian tema dan gaya Angkatan 45Identitas Nasional dan PerjuanganAngkatan 45 berperan penting dalam membangun dan memperkuat identitas nasional Indonesia penggambaran realistis dan semangat perjuangan yang dituangkan dalam puisi, mereka berhasil membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme di kalangan dalam KesusastraanAngkatan 45 memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan kesusastraan Indonesia. Gaya penulisan yang sederhana namun tajam, serta kritik sosial yang dituangkan dalam puisi mereka, memberikan inspirasi bagi generasi sastrawan Angkatan 45 membuka jalan bagi pengembangan puisi kontemporer di Nilai-NilaiAngkatan 45 mewariskan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan semangat perubahan kepada generasi puisi-puisi mereka, penyair Angkatan 45 memberikan teladan tentang pentingnya menghargai martabat manusia, memperjuangkan keadilan sosial, dan melawan segala bentuk Angkatan 45Angkatan 45 adalah julukan yang diberikan kepada sastrawan-sastrawan yang aktif menerbitkan karya sastra pada tahun 1945-an; semisal Chairil Anwar, Rivai Apin, dan Asrul nama lain yang juga tergolong Sastrawan Angkatan 45 antara lain adalah Idrus, Trisno Sumardjo, Utuy Tatang Sontani, Achdiat Karta Mihardja, Bakri Siregar, Muhammad Balfas, Soeman Hasiboean, dan masih banyak halaman ini kami akan mencoba menghimpun daftar puisi-puisi yang memiliki titimangsa tahun 1945 saja; yang ditulis oleh penyair-penyair pada masa itu beberapa di antara penyair tersebut mungkin tidak digolongkan kepada Angkatan 45.Angkatan 45 adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan kesusastraan Indonesia. Dalam periode pasca-kemerdekaan, puisi ini menjadi lentera perjuangan dan semangat penggambaran yang realistis, bahasa yang sederhana namun berani, serta kritik sosial yang tajam, puisi Angkatan 45 telah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan kesusastraan Indonesia dan mewariskan nilai-nilai perjuangan kepada generasi kami sudah merangkum beberapa contoh Puisi Angkatan 45 beserta Pengarangnya untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa. Kumpulan Puisi Angkatan 45 beserta Pengarangnya
Sebagianbesar angkatan 20 menyukai bentuk puisi lama (syair dan pantun), tetapi golongan muda sudah tidak menyukai lagi. Beberapa karya sastra pada masa angkatan 66 antara lain Tirani (kumpulan puisi) karya Taufik Ismail, Pahlawan Tak dikenal (kumpulan puisi) karya Toto sudarto Bachtiar, Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan puisi) karya WSebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa contoh puisi Angkatan 2020 untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa. Kumpulan Contoh Puisi Angkatan 2020 beserta Pengarangnya1 Karya sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik; 2) karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi; 3) sastra yang muncul jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu. Makassar - Puisi Pendek adalah salah satu jenis karya sastra yang populer di kalangan masyarakat. Contoh puisi pendek kerap kita temukan dalam berbagai tema seperti cinta, kehidupan, lingkungan, dan orang menggunakan puisi untuk mengekspresikan perasaan dan buah pikiran ke dalam kalimat yang Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Adapun puisi pendek adalah jenis puisi yang di dalamnya menggunakan kata-kata yang singkat dan tidak terlalu panjang. Meski begitu makna yang terkandung di dalamnya cukup untuk lebih memahami tentang puisi pendek, berikut ini berbagai contoh puisi pendek yang telah dihimpun detikSulsel dari berbagai sumber;Contoh Puisi Pendek Tentang Cinta1. Cinta yang Agung - Kahlil GibranAdalah ketika kamu menitikkan air matadan masih peduli terhadapnya..Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia..Adalah ketika dia mulai mencintai orang laindan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu..Apabila cinta tidak berhasil...Bebaskan dirimu...Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnyadan terbang ke alam bebas lagi..Ingatlah... bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya..Tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati bersamanyaOrang terkuat BUKAN mereka yang selalumenang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh2. Aku Ingin - Sapardi Djoko SamonoAku ingin mencintaimu dengan sederhanadengan kata yang tak sempat diucapkankayu kepada api yang menjadikannya abuAku ingin mencintaimu dengan sederhanadengan isyarat yang tak sempat disampaikanawan kepada hujan yang menjadikannya tiada3. Surat Cinta - Goenawan MohamadBukankah surat cinta ini ditulisditulis ke arah siapa sajaSeperti hujan yang jatuh ritmismenyentuh arah siapa sajaBukankah surat cinta ini berkisahberkisah melintas lembar bumi yang fanaSeperti misalnya gurun yang lelahdilepas embun dan Balada Orang-Orang Tercinta - WS RendraKita bergantian menghirup asamBatuk dan lemas tercerukMarah dan terbaret-baretCinta membuat kita bertahandengan secuil redup harapanKita berjalan terseok-seokMengira lelah akan hilangdi ujung terowongan yang terangNamun cinta tidak membawa kitamemahami satu sama lainKadang kita merasa beruntungNamun harusnya kita merenungAkankah kita sampai di altarDengan berlari terpatah-patahMengapa cinta tak mengajari kitaUntuk berhenti berpura-pura?Kita meleleh dan tergerusSerut-serut sinar matahariSementara kita sudah luparasanya mengalir bersama kehidupanMelupakan hal-hal kecilyang dulu termaafkanMengapa kita saling menyembunyikanMengapa marah dengan keadaan?Mengapa lari ketika sesuatumembengkak jika dibiarkan?Kita percaya pada cintaYang borok dan tak sederhanaKita tertangkap jatuh terperangkapDalam balada orang-orang tercinta5. Lagu Gadis Itali - Sitor SitumorangKerling danau di pagi hariLonceng gereja bukit ItaliJika musimmu tiba nantiJemputlah abang di teluk NapoliKerling danau di pagi hariLonceng gereja bukit ItaliSedari abang lalu pergiAdik rindu setiap hariKerling danau di pagi hariLonceng gereja bukit ItaliAndai abang tak kembaliAdik menunggu sampai matiBatu tandus di kebun anggurPasir teduh di bawah nyiurAbang lenyap hatiku hancurMengejar bayang di salju gugur1955Contoh Puisi Pendek Tema Kesedihan6. Elegi - Joko PinurboMaukah kau menemaniku makan? Makan dengan piring yang retak dan sendok yang patah. Makan, menghabiskan hatiku yang makan malam terakhirnya Di surga kecilnya yang suram. Besok ia sudah terusir kalah Dan harus pergi menuju entahLalu mereka berfoto bersama Sementara mobil patrol berjaga-jaga di ujung sana. Lalu hujan datang memadamkan api di akan merindukan rumahnya dan akan sering menengoknya lewat mesin pencari kenangan sebelum malam Elegi Jakarta - Asrul SaniPada tapal terakhir sampai ke Yogya,bimbang telah datang pada nyalalangit telah tergantung suramKata-kata berantukan pada arti sendiriBimbang telah datang pada nyaladan cinta tanah air akan berupapeluru dalam darahserta nilai yang bertebaran sepanjang masabertanya akan kesudahan ujianmati - atau tiada mati-matinyaO jenderal, bapa, bapatiadakah engkau hendak berkata untuk kesekian kaliataukah suatu kehilangan keyakinanhanya akan tetap tinggal pada titik-sempurnadan nanti tulisan yang telah diperbuat sementaraakan hilang ditiup anginia berdiam di pasir kering8. Senja di Pelabuhan Kecil - Chairil AnwarIni kali tidak ada yang mencari cintaDi antara gudang, rumah tua, pada ceritaTiang serta perahu tiada berlautMenghembus diri dalam mempercayai mau berpautGerimis mempercepat kelamAda juga kelepak elang menyinggung muramDesir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akananTidak bergerak dan kini tanah, air tidur, hilang lagi. Aku menyisir semenanjungMasih pengap harapSekali tiba di ujungDan sekalian selamat jalan dari pantai keempatSedu penghabisan bisa terdekap9. Sia-Sia - Chairil AnwarPenghabisan kali itu kau datangMembawa kembang berkarangMawar merah dan melati putihDarah dan suciKau tebarkan depankuSerta pandang yang memastikan untukmuLalu kita sama termanguSaling bertanya apakah ini?Cinta? Kita berdua tak mengertiSehari kita bersama. Tak Hatiku yang tak mau memberiMampus kau dikoyak-koyak 194310. Derai-Derai Cemara - Chairil Anwarcemara menderai sampai jauhterasa hari akan jadi malamada beberapa dahan di tingkap merapuhdipukul angin yang terpendamaku orangnya bisa tahansudah berapa waktu bukan kanak lagitapi dulu memang ada suatu bahanyang bukan dasar perhitungan lagihidup hanyalah menunda kekalahantambah terasing dari cinta sekolah rendahdan tahu, ada yang tetap tak diucapkansebelum pada akhirnya kita menyerah1949Contoh Puisi Pendek tentang Guru & Pendidikan11. Guru - Kahlil GibranBarang siapa mau menjadi guruBiarlah dia memulai mengajar dirinya sendiriSebelum mengajar orang lainDan biarkan pula dia mengajar dengan teladanSebelum mengajar dengan kata-kataSebab, mereka yang mengajar dirinya sendiriDengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiriLebih berhak atas penghormatan dan kemuliaanDaripada mereka yang hanya mengajar orang lainDan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain12. Guruku - Mustofa BisriKetika aku kecil dan menjadi muridnyaDialah di mataku orang terbesar dan terpintarKetika aku besar dan menjadi pintarKulihat dia begitu kecil dan luguAku menghargainya duluKarena tak tahu harga guruAtaukah kini aku tak tahuMenghargai guru?13. Bintang - Chairil AnwarAku mencintai kelasmuKamu membantuku 'tuk melihatBahwa untuk hidup bahagiaBelajar adalah kuncinyaKamu memahami muridmuKamu perhatian dan pandaiKamu guru terbaik yang pernah adaAku tahu itu dari awal kita bertemuAku memperhatikan kata-katamuKata-kata dari seorang guru sejatiKamu lebih dari teladan terbaikSebagai guru, kamu adalah bintang14. Dengan Puisi, Aku - Taufik IsmailDengan puisi aku bernyanyi...Sampai senja umurku nanti..Dengan puisi aku bercinta...Berbaur cakrawala...Dengan puisi aku mengenang...Keabadian Yang Akan Datang...Dengan puisi aku menangis...Jarum waktu bila kejam mengiris..Dengan puisi aku mengutuk...Napas jaman yang busuk...Dengan puisi aku berdoa..Perkenankanlah kiranya...15. Guruku - Gus MusKetika aku kecil dan menjadi muridnyaDialah di mataku orang terbesar dan terpintarKetika aku besar dan menjadi pintarKulihat dia begitu kecil dan luguAku menghargainya duluKarena tak tahu harga guruAtaukah kini aku tak tahuMenghargai guru?Contoh Puisi Pendek tentang Alam dan Lingkungan16. Sajak Matahari - RendraMatahari bangkit dari permukaan samodra keluar dari mulutku,menjadi pelangi di keluar dari jidatku,wahai kamu, wanita miskin !kakimu terbenam di dalam harapkan beras seperempat gantang,dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !Satu juta lelaki gundulkeluar dari hutan belantara,tubuh mereka terbalut lumpurdan kepala mereka berkilatanmemantulkan cahaya mereka menyalatubuh mereka menjadi baradan mereka membakar adalah cakra jinggayang dilepas tangan Sang menjadi rahmat dan kutukanmu,ya, umat manusia !17. Malam Laut - Sudarto BachtiarKarena laut tak pernah takluk, lautlah akuKarena laut tak pernah dusta, lautlah akuTerlalu hampir tetapi terlalu sepiTertangkap sekali terlepas kembaliAh malam, gumpalan cahaya yang selalu berubah warnaBeginilahh jika mimpi menimpa harapan banciTak kusangka serupa daraSehabis mencium bias menderaKarena laut tak pernah takluk, mereka tak tahu aku di manaKarena laut tak pernah dusta, ku tak tahu cintaku di manaTerlalu hampir tetapi terlalu sepiTertangkap sekali terlepas kembali18. Bunga Alang-Alang - Taufiq IsmailBunga alang-alangDi tebing kemarauMenggelombangMengantarBisik cemaraDalam getarDi jalan setapakEngkau berjalanSendiriKetika pepohon damarMenjajariBintang pagiSesudah topanMembarutWarna jinggaDan seribu kalongBergayutDi puncak randuDi bawah bungurKaupungutBunga rinduSementara awanMenyapu-nyapuFlamboyanKemarau punBerangkatDengan kaki tergesaDalam anginYang menerbangkanSerbuk bunga. 196319. Adakah Suara Cemara - Taufiq IsmailAdakah suara cemara Mendesing menderu padamu Adakah melintas sepintas Gemersik daunan lepasDeretan bukit-bukit biru Menyeru lagu itu Gugusan mega Ialah hiasan kencanaAdakah suara cemara Mendesing menderu padamu Adakah lautan ladang jagung Mengombakkan suara Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damonotak ada yang lebih tabahdari hujan bulan Junidirahasiakannya rintik rindunyakepada pohon berbunga itutak ada yang lebih bijakdari hujan bulan Junidihapusnya jejak-jejak kakinyayang ragu-ragu di jalan itutak ada yang lebih arifdari hujan bulan Junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga ituContoh puisi Pendek tentang Perjuangan21. Diponegoro - Chairil AnwarDi masa pembangunan inituan hidup kembaliDan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa barisan tak bergenderang-berpaluKepercayaan tanda berartiSudah itu NegeriMenyediakan di atas menghambaBinasa di atas ditindasSesungguhnya jalan ajal baru tercapaiJika hidup harus Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu - Widji Thukulapa guna punya ilmukalau hanya untuk mengibuliapa gunanya banyak baca bukukalau mulut kau bungkam meluludi mana-mana moncong senjataberdiri gagahkongkalikongdengan kaum cukongdi desa-desarakyat dipaksamenjual tanahtapi, tapi, tapi, tapidengan harga murahapa guna banyak baca bukukalau mulut kau bungkam melulu23. Musium Perjuangan - KuntowijoyoSusunan batu yang bulat bentuknyaberdiri kukuh menjaga senapan tuapeluru menggeletak di atas mejamenanti putusan tahu sudah, di dalamnyatersimpan darah dan air mata kekasihAku tahu sudah, di bawahnyaterkubur kenangan dan impianAku tahu sudah, suatu kaliibu-ibu direnggut cintanyadan tak pernah kembaliBukalah tutupnyasenapan akan kembali berbunyimeneriakkan semboyanMerdeka atau sesudah sebuah perangselalu pertempuran yang barumelawan Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari - Sitor SitumorangSederhana dan murniImpian remajaHikmah kehidupanberNusaberBangsaberBahasaKewajaran napasdan degub jantungKeserasian beralamdan bertujuanLama didambakanmenjadi kenyataanwajar, bebasseperti embunseperti sinar mataharimenerangi bumidi hari pagiKemanusiaanIndonesia Merdeka17 Agustus 194525. Atas Kemerdekaan - Sapardi Djoko Damonokita berkata jadilahdan kemerdekaan pun jadilah bagai lautdi atasnya langit dan badai tak henti-hentidi tepinya cakrawalaterjerat juga akhirnyakita, kemudian adalah sibukmengusut rahasia angka-angkasebelum Hari yang ketujuh tibasebelum kita ciptakan pula Firdausdari segenap mimpi kitasementara seekor ular melilit pohon itu inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlahContoh Puisi pendek tentang Tuhan & Agama26. Doa - Taufik IsmailTuhan kamiTelah nista kami dalam dosa bersamaBertahun-tahun membangun kultus iniDalam pikiran yang gandaDan menutupi hati nuraniAmpunilah kamiAmpunilahAminTuhan kamiTelah terlalu mudah kamiMenggunakan AsmaMuBertahun di negeri iniSemoga Kau rela menerima kembaliKami dalam barisanMuAmpunilah kamiAmpunilahAmin27. Karena Kasihmu - Amir HamzahKarena kasihmuEngkau tentukan waktuSehari lima kali kita bertemuAku anginkan rupamuKulebihi sekaliSebelum cuaca menali suteraBerulang-ulang kuintai-intaiTerus menerus kurasa-rasakanSampai sekarang tiada tercapaiHasrat sukma idaman badanPujiku dikau laguan kawiDatang turun dari datukuDiujung lidah engkau letakkanPiatu teruna di tengah gembalaSunyi sepi pitunang PoyangTadak meretak dendang dambakuLayang lagu tiada melangsingHaram gemerencing genta rebanaHatiku, hatikuHatiku sayang tiada bahagiaHatiku kecil berduka rayaHilang ia yang dilihatnya28. Sajadah Panjang - Taufiq IsmailAda sajadah panjang terbentangDari kaki buaianSampai ke tepi kuburan hambaKuburan hamba bila matiAda sajadah panjang terbentangHamba tunduk dan sujudDi atas sajadah yang panjang iniDiselingi sekedar interupsiMencari rezeki, mencari ilmuMengukur jalanan seharianBegitu terdengar suara azanKembali tersungkur hambaAda sajadah panjang terbentangHamba tunduk dan rukukHamba sujud dan tak lepas kening hambaMengingat Gumamku ya Allah - RendraAngin dan langit dalam diriku,gelap dan terang di alam raya,arah dan kiblat di ruang dan waktu,memesona rasa duga dan kira,adalah bayangan rahasia kehadiran-Mu, ya Allah!Serambut atau berlaksa hastaentah apa bedanya dalam penasaran yang senantiasa manusia tak ada yang rindu pada-Mu menyala di puncak yang manusia sama tidak tahu dan sama adalah kemah para beragam doa dan yang sama dalam bahasa-bahasa Jadi - Suradji Calzoum Bachritidak setiap deritajadi lukatidak setiap sepijadi duritidak setiap tandajadi maknatidak setiap maknajadi ragutidak setiap jawabjadi sebabtidak setiap janganjadi pegangtidak setiap kabarjadi tahutidak setiap lukajadi kacamemandang Kaupada wajahkuPuisi Tentang Kritik Sosial & Pemerintah31. Aku Tulis Pamplet Ini - RendraAku tulis pamplet inikarena lembaga pendapat umumditutupi jaring bicara dalam kasak-kusuk,dan ungkapan diri ditekanmenjadi peng - iya - yang terpegang hari inibisa luput besok luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-tekimenjadi marabahayamenjadi isi kebon kritik hanya boleh lewat saluran resmi,maka hidup akan menjadi sayur tanpa pendapat umum tidak mengandung mengandung perdebatanDan akhirnya menjadi monopoli tulis pamplet inikarena pamplet bukan tabu bagi inginkan merpati ingin memainkan bendera-bendera semaphore di ingin membuat isyarat asap kaum tidak melihat alasankenapa harus diam tertekan dan ingin secara wajar kita bertukar berdebat menyatakan setuju dan tidak ketakutan menjadi tabir pikiran ?Kekhawatiran telah mencemarkan telah mengganti pergaulan pikiran yang menyinari airmata yang berderai menjadi memberi mimpi pada angin menyingkapkan keluh kesahyang teronggok bagai tulis pamplet inikarena kawan dan lawan adalah dalam alam masih ada yang tenggelam diganti besok pagi pasti terbit di dalam air lumpur kehidupan,aku melihat bagai terkacaternyata kita, toh, manusia!32. Orang-orang Kecil - Sandy Tyasorang-orang keciladalah bidak-bidak caturbenda permainantanpa jiwatanpa martabatmereka bukanlahmahluk Tuhanyang bernama manusiadiperlakukanbagai lembuditimbangbagai arang batudikocok bagai dadudiputar bagai roletbenda-benda yang tak memilikihak-hak azasicuma bisa menyimpan suarasebab tak berhak bicarapada akhirnyasuara pun hilangdari kerongkongannyasebab kehabisantenaga33. Kau Pun Tahu - Acep Zamzam NoorKau pun tahu, tak ada lagi cintaDalam pengembaraankuBintang-bintang yang kuburuSemua meninggalkankuLampu-lampu sepanjang jalanPadam, semua rambu seakanMenunjuk ke arah jurangKau pun tahu, tak ada lagi cintaDalam setiap ucapankuSuara yang masih terdengarBerasal dari kegelapanKata-kata yang kusemburkanMenjadi asing dan mengancamSeperti bunyi senapanKau pun tahu, tak ada lagi cintaDalam puisi-puisikuKota telah dipenuhi papan-papan iklanMaklumat-maklumat ditulis orangDengan kasar dan tergesa-gesaMereka yang berteriakTak jelas maunya apaKau pun tahu, tak ada lagi cintaDalam doa-doakuAku sembahyang di comberanMenjalani hidup tanpa keyakinanPerempuan-perempuan yang kupujaSeperti juga para pemimpin itu -Semuanya tak bisa dipercayaKau pun tahu, tak ada lagi cintaDi negeriku yang busuk iniPidato dan kentut sulit dibedakanBegitu juga tertawa dan menangisMereka yang lelap tidurBangunnya pada kesianganPadahal ingin disebut Pantun Zaman Batu - Taufiq IsmailInilah pantun-pantun zaman batu,Pantun untuk mereka yang berkepala siluman dan preman bersatu,Mencuri anggaran dengan mabuk batu akik batu bacanYang bawa senapan matanya mendelik cari wahai kalian para karena berpikir waras bisa biasanya hujannya hujan batuTawaran, biasanya uangnya uang dolarJika akhirnya polisi dan koruptor bersatuHarus dilawan biarpun pangkatnya emas di negeri orangPanen rejeki hatinya bilang kriminalisasi dilarang,Tapi bawahannya tetap akik di negeri sendiri,Hidup tercekik sudah menjadi mimpi jadi bangsa mandiri,Eh, import komoditi tetap jadi mainan jujur bisa kehilangan palu,Hakim lucu dengkulnya berotak koruptor ketawa-ketiwi tak lagi punya malu,Alumni perguruan tinggi harus mengganyang dan Betapa Lucunya Negeri Ini - Sam HaidyTeroris menghilangTabung gas menerjangHarga miras naikOplosan mencekikKasus video porno bikin kalutKasus korupsi ke laut. Simak Video "6 Mobil Rombongan Jemaah Haji Terlibat Kecelakaan Beruntun di Gorontalo" [GambasVideo 20detik] alk/asm DaftarIsi. Puisi Chairil Anwar dan Maknanya. 1. Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar. 2.Puisi 'Diponegoro' Karya Chairil Anwar. 3.Puisi 'Krawang - Bekasi' Karya Chairil Anwar. 4.Puisi 'Sia - Sia Karya Chairil Anwar. 5. Puisi 'Kepada Peminta-minta' Karya Chairil Anwar.
Posts filed under angkatan sastra’ Bunga Rampai Karya Sastra Angkatan 20 Pada paruh pertama abad ke-20, Hindia Belanda mengalami perubahan politik yang cukup ekstrem, ditandai dengan pergeresan bentuk perjuangan kemerdekaan yang mulai meninggalkan bentuk-bentuk revolusi fisik. Perjuangan bangsa bergerak ke bentuk perjuangan intelektual. Perjuangan tersebut didukung dengan semakin banyaknya rakyat pribumi yang mengenyam pendidikan, bebas buta huruf, dan membuka mata terhadap pergaulan dunia. Perkembangan sastra pada dekade ini tampak mengalami kemajuan pesat, meninggalkan genre sastra lama yang didominasi pantun dan gurindam, cenderung istana sentris dan patriarkhi. Seiring dengan perkembangan tersebut, tak bisa dihindari bahwa ruang baru kesusastraan menyisakan lorong hitam-gelap tempat menjamurnya karya–karya tulis yang rendah nilai estetika. Karya–karya tersebut, misalnya, adalah tulisan-tulisan cabul, pornografi, dan tulisan yang dinilai memiliki misi politis. Angkatan 20 berawal dari sebuah lembaga kebudayaan milik pemerintah kolonial Belanda, bernama Volkslectuur, atau Balai Pustaka. Kelahirannya menjadi gairah baru bagi para sastrawan yang kemudian membentuk periode sastra tersendiri dalam perkembangan sastra Indonesia, dengan ciri yang khas, dan disebut Angkatan 20 atau Angkatan Balai Pustaka. Pada era ini, banyak prosa dalam bentuk roman, novel, cerita pendek dan drama, yang diterbitkan dan menggeser kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat. Karya–karya tersebut diterbitkan dalam bahasa Melayu-Tinggi, Jawa dan Sunda, serta sejumlah kecil dalam bahasa Bali, Batak, dan Madura. Sastrawan yang menonjol karya–karyanya dari angkatan ini adalah Nur Sutan Iskandar, sehingga mendapat julukan “Raja Angkatan Balai Pustaka.” Di samping itu, dominasi sastrawan yang berasal dari Minangkabau dan sebagian Sumatra memberi ciri yang unik pada karya sastra Angkatan 20. Bunga Rampai Karya Sastra Angkatan 20 Berikut ini adalah beberapa karya Angkatan 20 berikut penulisnya, disusun berdasarkan tahun terbit Azab dan Sengsara Merari Siregar, 1920Siti Nurbaya Marah Roesli, 1922Tanah Air Muhammad Yamin, 1922Tak Disangka Tulis Sutan Sati, 1923La Hami Marah Roesli, 1924Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan Nur Sutan Iskandar, 1923Cinta yang Membawa Maut Nur Sutan Iskandar, 1926Darah Muda Djamaluddin Adinegoro, 1927Pertemuan Abas Soetan Pamoentjak 1927Salah Asuhan Abdul Muis, 1928Asmara Jaya Djamaluddin Adinegoro, 1928Sengsara Membawa Nikmat Tulis Sutan Sati, 1928Indonesia, Tumpah Darahku Muhammad Yamin, 1928Salah Pilih Nur Sutan Iskandar, 1928Binasa Kerna Gadis Priangan Merari Siregar, 1931Karena Mertua Nur Sutan Iskandar, 1932Tak Tahu Membalas Guna Tulis Sutan Sati, 1932Memutuskan Pertalian Tulis Sutan Sati, 1932Menebus Dosa Aman Datuk Madjoindo, 1932Tuba Dibalas dengan Susu Nur Sutan Iskandar, 1933Pertemuan Jodoh Abdul Muis, 1933Si Cebol Rindukan Bulan Aman Datuk Madjoindo, 1934Ken Arok dan Ken Dedes Muhammad Yamin, 1934Katak Hendak Menjadi Lembu Nur Sutan Iskandar, 1935Sampaikan Salamku Kepadanya Aman Datuk Madjoindo, 1935 Dan masih banyak lagi karya lainnya. Di antara karya tersebut, agaknya Siti Nurbaya dan Sengsara Membawa Nikmat menempati ruang tersendiri bagi kalangan pecinta sastra hingga saat sekarang. Kedua novel roman tersebut sempat diangkat ke layar televisi. Dikutip dari April 5, 2011 at 849 pm Angkatan 1980 – 1990an Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum. Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie. Nh. Dini Nurhayati Dini adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel–novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur. Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel–novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya–karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya. Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya–karya yang lebih berat. Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini. [sunting] Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 – 1990an Ahmadun Yosi Herfanda Ladang Hijau 1980 Sajak Penari 1990 Sebelum Tertawa Dilarang 1997 Fragmen-fragmen Kekalahan 1997 Sembahyang Rumputan 1997 Mangunwijaya Burung-burung Manyar 1981 Darman Moenir Bako 1983 Dendang 1988 Budi Darma Olenka 1983 Rafilus 1988 Sindhunata Anak Bajang Menggiring Angin 1984 Arswendo Atmowiloto Canting 1986 Hilman Hariwijaya Lupus – 28 novel 1986-2007 Lupus Kecil – 13 novel 1989-2003 Olga Sepatu Roda 1992 Lupus ABG – 11 novel 1995-2005 Dorothea Rosa Herliany Nyanyian Gaduh 1987 Matahari yang Mengalir 1990 Kepompong Sunyi 1993 Nikah Ilalang 1995 Mimpi Gugur Daun Zaitun 1999 Gustaf Rizal Segi Empat Patah Sisi 1990 Segi Tiga Lepas Kaki 1991 Ben 1992 Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta 1999 Remy Sylado Ca Bau Kan 1999 Kerudung Merah Kirmizi 2002 Afrizal Malna Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 1987 Yang Berdiam Dalam Mikropon 1990 Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir 1991 Dinamika Budaya dan Politik 1991 Arsitektur Hujan 1995 Pistol Perdamaian 1996 Kalung dari Teman 1998 April 5, 2011 at 845 pm Angkatan 1980 – 1990an Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum. Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie. Nh. Dini Nurhayati Dini adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel–novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur. Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel–novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya–karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya. Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya–karya yang lebih berat. Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini. [sunting] Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 – 1990an Ahmadun Yosi Herfanda Ladang Hijau 1980 Sajak Penari 1990 Sebelum Tertawa Dilarang 1997 Fragmen-fragmen Kekalahan 1997 Sembahyang Rumputan 1997 Mangunwijaya Burung-burung Manyar 1981 Darman Moenir Bako 1983 Dendang 1988 Budi Darma Olenka 1983 Rafilus 1988 Sindhunata Anak Bajang Menggiring Angin 1984 Arswendo Atmowiloto Canting 1986 Hilman Hariwijaya Lupus – 28 novel 1986-2007 Lupus Kecil – 13 novel 1989-2003 Olga Sepatu Roda 1992 Lupus ABG – 11 novel 1995-2005 Dorothea Rosa Herliany Nyanyian Gaduh 1987 Matahari yang Mengalir 1990 Kepompong Sunyi 1993 Nikah Ilalang 1995 Mimpi Gugur Daun Zaitun 1999 Gustaf Rizal Segi Empat Patah Sisi 1990 Segi Tiga Lepas Kaki 1991 Ben 1992 Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta 1999 Remy Sylado Ca Bau Kan 1999 Kerudung Merah Kirmizi 2002 Afrizal Malna Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 1987 Yang Berdiam Dalam Mikropon 1990 Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir 1991 Dinamika Budaya dan Politik 1991 Arsitektur Hujan 1995 Pistol Perdamaian 1996 Kalung dari Teman 1998 April 5, 2011 at 845 pm Angkatan 1966 – 1970-an Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison majalah sastra pimpinan Mochtar Lubis.[3] Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya–karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, Jassin. Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi yang lainnya. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966 Taufik Ismail Malu Aku Jadi Orang Indonesia Tirani dan Benteng Buku Tamu Musim Perjuangan Sajak Ladang Jagung Kenalkan Saya Hewan Puisi-puisi Langit Sutardji Calzoum Bachri O Amuk Kapak Abdul Hadi WM Meditasi 1976 Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur 1975 Tergantung Pada Angin 1977 Sapardi Djoko Damono Dukamu Abadi 1969 Mata Pisau 1974 Goenawan Mohamad Parikesit 1969 Interlude 1971 Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang 1972 Seks, Sastra, dan Kita 1980 Umar Kayam Seribu Kunang-kunang di Manhattan Sri Sumarah dan Bawuk Lebaran di Karet Pada Suatu Saat di Bandar Sangging Kelir Tanpa Batas Para Priyayi Jalan Menikung Danarto Godlob Adam Makrifat Berhala Nasjah Djamin Hilanglah si Anak Hilang 1963 Gairah untuk Hidup dan untuk Mati 1968 Putu Wijaya Bila Malam Bertambah Malam 1971 Telegram 1973 Stasiun 1977 Pabrik Gres Bom Djamil Suherman Perjalanan ke Akhirat 1962 Manifestasi 1963 Titis Basino Dia, Hotel, Surat Keputusan 1963 Lesbian 1976 Bukan Rumahku 1976 Pelabuhan Hati 1978 Pelabuhan Hati 1978 Leon Agusta Monumen Safari 1966 Catatan Putih 1975 Di Bawah Bayangan Sang Kekasih 1978 Hukla 1979 Iwan Simatupang Ziarah 1968 Kering 1972 Merahnya Merah 1968 Keong 1975 RT Nol/RW Nol Tegak Lurus Dengan Langit Salmoen Masa Bergolak 1968 Parakitri Tahi Simbolon Ibu 1969 Chairul Harun Warisan 1979 Kuntowijoyo Khotbah di Atas Bukit 1976 M. Balfas Lingkaran-lingkaran Retak 1978 Mahbub Djunaidi Dari Hari ke Hari 1975 Wildan Yatim Pergolakan 1974 Harijadi S. Hartowardojo Perjanjian dengan Maut 1976 Ismail Marahimin Dan Perang Pun Usai 1979 Wisran Hadi Empat Orang Melayu Jalan Lurus April 5, 2011 at 843 pm Angkatan 1950 – 1960-an Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra. Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat Lekra yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 – 1960-an Pramoedya Ananta Toer Kranji dan Bekasi Jatuh 1947 Bukan Pasar Malam 1951 Di Tepi Kali Bekasi 1951 Keluarga Gerilya 1951 Mereka yang Dilumpuhkan 1951 Perburuan 1950 Cerita dari Blora 1952 Gadis Pantai 1965 Nh. Dini Dua Dunia 1950 Hati jang Damai 1960 Sitor Situmorang Dalam Sadjak 1950 Djalan Mutiara kumpulan tiga sandiwara 1954 Pertempuran dan Saldju di Paris 1956 Surat Kertas Hidjau kumpulan sadjak 1953 Wadjah Tak Bernama kumpulan sadjak 1955 Mochtar Lubis Tak Ada Esok 1950 Jalan Tak Ada Ujung 1952 Tanah Gersang 1964 Si Djamal 1964 Marius Ramis Dayoh Putra Budiman 1951 Pahlawan Minahasa 1957 Ajip Rosidi Tahun-tahun Kematian 1955 Ditengah Keluarga 1956 Sebuah Rumah Buat Hari Tua 1957 Cari Muatan 1959 Pertemuan Kembali 1961 Ali Akbar Navis Robohnya Surau Kami – 8 cerita pendek pilihan 1955 Bianglala – kumpulan cerita pendek 1963 Hujan Panas 1964 Kemarau 1967 Toto Sudarto Bachtiar Etsa sajak-sajak 1956 Suara – kumpulan sajak 1950-1955 1958 Ramadhan Priangan si Jelita 1956 Rendra Balada Orang-orang Tercinta 1957 Empat Kumpulan Sajak 1961 Ia Sudah Bertualang 1963 Subagio Sastrowardojo Simphoni 1957 Nugroho Notosusanto Hujan Kepagian 1958 Rasa Sajangé 1961 Tiga Kota 1959 Trisnojuwono Angin Laut 1958 Dimedan Perang 1962 Laki-laki dan Mesiu 1951 Toha Mochtar Pulang 1958 Gugurnya Komandan Gerilya 1962 Daerah Tak Bertuan 1963 Purnawan Tjondronagaro Mendarat Kembali 1962 Bokor Hutasuhut Datang Malam 1963 April 5, 2011 at 841 pm Angkatan 1945 Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan ’45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi–puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan ’45 memiliki konsep seni yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang”. Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan ’45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945 Chairil Anwar Kerikil Tajam 1949 Deru Campur Debu 1949 Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar Tiga Menguak Takdir 1950 Idrus Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma 1948 Aki 1949 Perempuan dan Kebangsaan Achdiat K. Mihardja Atheis 1949 Trisno Sumardjo Katahati dan Perbuatan 1952 Utuy Tatang Sontani Suling drama 1948 Tambera 1949 Awal dan Mira – drama satu babak 1962 Suman Hs. Kasih Ta’ Terlarai 1961 Mentjari Pentjuri Anak Perawan 1957 Pertjobaan Setia 1940 April 5, 2011 at 840 pm angkatan 20 Pujangga Lama Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri. Karya Sastra Pujangga Lama Hikayat Hikayat Abdullah Hikayat Aceh Hikayat Amir Hamzah Hikayat Andaken Penurat Hikayat Bayan Budiman Hikayat Djahidin Hikayat Hang Tuah Hikayat Iskandar Zulkarnain Hikayat Kadirun Hikayat Kalila dan Damina Hikayat Masydulhak Hikayat Pandawa Jaya Hikayat Pandja Tanderan Hikayat Putri Djohar Manikam Hikayat Sri Rama Hikayat Tjendera Hasan Tsahibul Hikayat Syair Syair Bidasari Syair Ken Tambuhan Syair Raja Mambang Jauhari Syair Raja Siak Kitab agama Syarab al-Asyiqin Minuman Para Pecinta oleh Hamzah Fansuri Asrar al-Arifin Rahasia-rahasia para Gnostik oleh Hamzah Fansuri Nur ad-Daqa’iq Cahaya pada kehalusan-kehalusan oleh Syamsuddin Pasai Bustan as-Salatin Taman raja-raja oleh Nuruddin ar-Raniri April 5, 2011 at 834 pm angkatan sastra 20 a. Angkatan Balai Pustaka Angkatan 20-an Ciri umum angkatan ini adalah tema berkisari tentang konflik adat antara kaum tua dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari Minangkabau, bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu, bercorak aliran romantik sentimental. Tokohnya adalah Marah Rusli roman Siti Nurbaya, Merari Siregar roman Azab dan Sengsara, Nur Sutan Iskandar novel Apa dayaku Karena Aku Seorang Perempuan, Hamka roman Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tulis Sutan Sati novel Sengsara Membawa Nikmat, Hamidah novel Kehilangan Mestika, Abdul Muis roman Salah Asuhan, M Kasim kumpulan cerpen Teman Duduk b. Angkatan Pujangga Baru Angkatan 30-an Cirinya adalah 1 bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern, 2 temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya, 3 bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris, 4 pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda, 5aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan 6 setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan. Tokohnya adalah STA Syhabana novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam, Amir Hamzah kumpulan puisi Nyanyi Sunyi, Buah Rindu, Setanggi Timur, Armin Pane novel Belenggu, Sanusi Pane drama Manusia Baru, M. Yamin drama Ken Arok dan Ken Dedes, Rustam Efendi drama Bebasari, Tatengkeng kumpulan puisi Rindu Dendam, Hamka roman Tenggelamnya Kapa nVan Der Wijck. c. Angkatan ’45 Ciri umumnya adalah bentuk prosa maupun puisinya lebih bebas, prosanya bercorak realisme, puisinya bercorak ekspresionisme, tema dan setting yang menonjol adalah revolusi, lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa, dan jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya. Tokohnya Chairil Anwar kumpulan puisi Deru Capur Debu, kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir, Achdiat Kartamiharja novel Atheis, Idrus novel Surabaya, Aki, Mochtar Lubis kumpulan drama Sedih dan Gembira, Pramduya Ananta Toer novel Keluarga Gerilya, Utuy Tatang Sontani novel sejarah Tambera d. Angkatan ’66 Ciri umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik, menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa. Tokohnya adalah Rendra kumpulan puisi Blues untuk Bnie, kumpulan puisi Ballada Orang-Orang Tercinta, Taufiq Ismail kumpulan puisi Tirani, kumpulan puisi Benteng, Dini novel Pada Sebuah Kapal, Navis novel Kemarau, Toha Mohtar novel Pulang, Mangunwijaya novel Burung-burung Manyar, Iwan Simatupang novel Ziarah, Mochtar Lubis novel Harimau-Harimau, Mariannge Katoppo novel Raumannen. April 5, 2011 at 705 pm
UkqUla.